5 Peninggalan Zaman Mesolitikum yang Mengagumkan dan Bersejarah
Zaman Mesolitikum adalah zaman transisi antara zaman paleolitikum dan neolitikum, sehingga disebut juga zaman batu pertengahan yang terjadi sekitar 10.000 hingga 5.000 SM (Sebelum Masehi).
Homo Sapiens adalah makhluk pendukung yang hidup di zaman itu. Diketahui, di zaman itu, mereka sudah mulai tinggal menetap dan menciptakan alat-alat dari batu yang lebih canggih dan fungsional.
Peninggalan zaman Mesolitikum ditandai dengan peralatan sehari-hari yang berguna untuk bercocok tanam hingga berburu.
Di Indonesia pun banyak peninggalan yang berasal dari zaman Mesolitikum, tersebar di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Flores.
Peninggalan Zaman Mesolitikum
Hasil kebudayaan pada zaman Mesolitikum adalah bukti awal mula terbentuknya peradaban manusia.
Berbagai perubahan gaya hidup, ekonomi, hingga perkembangan kebudayaan masyarakat prasejarah ditandai jelas pada zaman itu, melalui peninggalan-peninggalannya.
Berikut ini adalah beberapa peninggalan hasil kebudayaan zaman Mesolitikum yang tersebar di Indonesia.
1. Kjokkenmoddinger
Kjokkenmoddinger adalah salah satu bukti bahwa manusia purba di zaman Mesolitikum sudah hidup menetap di suatu tempat.
Kjokkenmoddinger diambil dari bahasa Denmark,dengan ‘kjokken’ berarti dapur, dan ‘modding’ berarti sampah. Sehingga secara bahasa, Kjokkenmoddinger berarti sampah dapur.
Di masa itu, manusia purba yang tinggal di tepi pantai meninggalkan sampah bekas-bekas makan, hingga kini menjadi sampah tumpukan kerang yang berubah menjadi fosil dengan ketinggian kurang lebih 7 meter.
Peninggalan zaman Mesolitikum ini, ditemukan di sepanjang pantai pantai timur di Sumatera.
2. Abris Sous Roche
Selain Kjokkenmoddinger, Abris Sous Roche juga adalah salah satu hasil kebudayaan di zaman MesolitikumÂ
Abris Sous Roche adalah gua dan ceruk di dalam sebuah batu karang, tempat orang-orang di masa itu, tinggal dan berlindung dari panas dan hujan.
Uniknya, Abris Sous Roche pertama kali diteliti pada tahun 1928-1931 di Indonesia, yakni Goa Lawa dekat Sampung, Ponorogo oleh seorang arkeolog asal Belanda, Von Stein Callenfels.
Gua hasil kebudayaan manusia purba zaman Mesolitikum juga ditemukan di Bojonegoro dan Sulawesi Selatan.
3. Kapak Genggam Sumatera
Kehidupan manusia pada zaman Mesolitikum terbukti lebih maju dan canggih ketimbang zaman sebelumnya dengan ditemukannya sejumlah perkakas yang terbuat dari batu, seperti kapak genggam Sumatera atau Sumatralith
Kapak ini adalah kapak bulat yang terbuat dari batu kali yang dibelah dua. Bentuknya cukup sempurna dengan kehalusan tertentu.
Sumatralith umumnya dapat ditemukan di sepanjang Pantai Timur Pulau Sumatera, dari Aceh hingga Medan.
Selain di Indonesia, kapak genggam Sumatera juga ditemukan di Tiongkok Selatan, Vietnam, Kamboja, Annam, Thailand, dan Semenanjung Malaya.
4. Bone Culture
Peninggalan zaman Mesolitikum yang mencerminkan kebudayaan masyarakat periode lainnya, adalah bone culture.
Bone culture adalah sejumlah alat-alat tulang yang meliputi lancipan atau sudip, belati dari tanduk, dan beberapa mata kail.
Bone culture juga ditemukan bersama Abris Sous Roche, di Ponorogo, Jawa Timur. Menurut penelitian Stein Callenfels, alat-alat itu berasal di Vietnam Selatan dan Annam.
5. Batu Pipisan
Batu Pipisan adalah alat yang digunakan manusia purba pada zaman Mesolitikum untuk menghaluskan biji-bijian, ramuan tumbuhan, atau membuat chat.
Secara bentuk, alat ini menyerupai penggiling dengan permukaan rata yang digunakan untuk menghaluskan cat merah.
Peninggalan ini, lagi-lagi membuktikan berkembangnya peradaban manusia purba di zaman Mesolitikum.Â
.
.
Baca berita dan artikel menarik lain Inilah.com di Google News.